Rabu, 01 Mei 2019

Analisis Spasi Temporal Tren Penggunaan Lahan dan Perubahan Penutupan Lahan Terhadap Temperatur Berdasarkan Data Penginderaan Jauh di Kota Malang


Nama              : Marisa Gracia Bakara
Npm                : 17025010068
Kelas              : Agroteknologi C
Kelompok      : C 2
Tugas             : Resume Jurnal SIG


Analisis Spasi Temporal Tren Penggunaan Lahan dan Perubahan Penutupan Lahan Terhadap Temperatur Berdasarkan Data Penginderaan Jauh di Kota Malang 
(Spatio Temporal Analysis Trend of Land Use and Land Cover Change  Against Temperature Based on Remote Sensing Data in Malang City)

         Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai land use or land cover change (LULC) terhadap Suhu Berdasarkan Data Penginderaan Jauh pada tahun 2003-2013. Penelitian ini menggunakan pendekatan temporal spatio dengan menggunakan data penginderaan jauh digital.
Kota Malang adalah salah satu kota di Jawa Timur yang terletak di ketinggian 400-500 meter di atas permukaan laut yang memiliki poin penting dalam pengembangan pendidikan, pariwisata, dan industri. Dari tahun 2005 hingga 2009 terjadi peningkatan pada area perumahan seluas 14,19 Ha (10,63%). Suhu rata-rata harian lahan kota Malang adalah 23,83 ° C, pemukiman 25,21 ° C dan 26,77 ° C untuk lahan industri. Kondisi ini disebabkan oleh bahan penggunaan lahan atau tutupan lahan memiliki daya serap yang berbeda dan penyimpanan panas yang berbeda sehingga akan mempengaruhi suhu di sekitarnya.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei, yang berarti bahwa penelitian ini berupaya mengumpulkan sejumlah besar data pada saat yang bersamaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perubahan penggunaan lahan atau tutupan lahan terhadap suhu permukaan di Kota Malang. Parameter penggunaan lahan atau tutupan lahan digunakan untuk membangun lahan, lahan terbuka dan vegetasi.


Tren perkembangan Kota Malang secara spasial dari tahun 2003 hingga 2013 telah berkembang ke barat dan tenggara. Dari data peta diatas tampak jelas bahwa banyak perubahan lahan menjadi lahan yang dibangun yang merupakan pemukiman vegetasi. Pesatnya pertumbuhan permukiman ini disebabkan banyak investor properti residensial sedang mengembangkan bisnisnya terutama di daerah pedesaan yang biayanya relatif murah dan berudara sejuk.


Interpretasi penggunaan lahan atau tutupan lahan menunjukkan ada pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan lahan atau perubahan tutupan lahan di Kota Malang pada tahun 2003 dan 2013. Perubahan suhu secara horizontal meningkat sejalan dengan perubahan LULC di Malang Barat dan Malang Timur yang didominasi oleh perubahan suhu panas. Suhu meningkat dari panas menjadi sangat panas terkonsentrasi di pusat kota yang meliputi bagian wilayah kota (PCR) Malang Tengah dan Malang Timur Laut . Temperatur dan suhu yang sangat panas pada tahun 2003 berkembang dengan luasan yang cukup sempit yang terkonsentrasi di pusat kota Malang yaitu Kecamatan Klojen. Pada 2013 suhu panas dan sangat panas berkembang ke Utara dan Timur Laut. Daerah yang mengalami perubahan suhu panas dan sangat panas didominasi oleh penggunaan lahan area pertokoan, permukiman, jalan dan kawasan industri. Hal ini berarti bahwa area tersebut memiliki aktivitas manusia yang tinggi. Sementara suhu udara dingin didominasi oleh karakteristik penggunaan lahan seperti vegetasi dan hutan kota dan pertanian campuran yang dominan ditemukan di Malang Timur dan Tenggara. Hal ini sejalan dengan penelitian Fall, Soulemane.et. Al. 1996 dari penelitian mereka mengemukakan bahwa perubahan suhu selain dipengaruhi oleh perubahan LULC, dalam skala mikro juga disebabkan oleh aktivitas manusia di darat yang dapat menyebabkan efek rumah kaca.
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perubahan tutupan lahan mempengaruhi pola spasial dari distribusi temperatur di Kota Malang. Selama periode 2003 hingga 2013, terjadi pengurangan luas tutupan vegetasi dalam jumlah besar, yaitu -2091,47 Ha dan penambahan pembuatan lahan untuk pemukiman, industri, perkotaan sebesar 2626,08 Ha di Kota Malang. Perubahan itu cenderung diikuti dengan peningkatan area tiga kelas suhu tertinggi yaitu kelas suhu yang sangat panas, panas dan hangat. Oleh karena itu, untuk mengurangi suhu tinggi di daerah tersebut terutama di daerah perkotaan, keberadaan vegetasi seperti pohon diwujudkan menjadi Ruang Terbuka Hijau (RTH) atau hutan kota sangat diperlukan. Menurunnya jumlah vegetasi seperti pohon di suatu daerah dan penambahan penggunaan lahan akan mempengaruhi kondisi suhu di wilayah tersebut. Keseimbangan antara tingginya aktivitas manusia di suatu daerah dengan sejumlah besar vegetasi seperti pohon harus dihitung dengan benar. Hal ini terkait dengan memaksimalkan perencanaan penggunaan lahan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RSP) dan fungsi pengawasan khususnya di Kota Malang yang dapat menciptakan kondisi suhu yang ideal sehingga Kota Malang tetap menjadi kota yang sejuk dan nyaman untuk ditinggali.
Berikut isi PPT Resume yang dibuat Dan Jurnal Yang Digunakan  :



Purwanto, Dwiyono Hari Utomo., Bharadhian Rizki. 2015. Spatio Temporal Analysis Trend of Land Use and Land Cover Change Against Temperature Based on Remote Sensing Data in Malang City. International Conference. Procedia - Social and Behavioral Sciences 227 ( 2016 ) 232 – 238.

http://www.upnjatim.ac.id/
http://agrotek.upnjatim.ac.id/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Analisis Spasi Temporal Tren Penggunaan Lahan dan Perubahan Penutupan Lahan Terhadap Temperatur Berdasarkan Data Penginderaan Jauh di Kota Malang

Nama              : Marisa Gracia Bakara Npm                : 17025010068 Kelas              : Agroteknologi C Kelompok      : C 2...